Pencemaran Tanah

Pengertian → suatu kondisi di mana produktivitas tanah berkurang akibat adanya polutan tanah. Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tanaman. Pencemaran tanah juga dapat terjadi karena menggunakan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida atau insektisida dan pembuangan limbah yang tidak diuraikan contohnya plastik. Kemudian deterjen yang tersisa, tidak dapat teruraikan juga akan mencemari tanah. Sehingga zat-zat yang ada dalam deterjen itu masuk ke dalam tanah dan meracuni tanah.

Bayangkan sebuah lingkungan yang subur, penuh dengan tanaman hijau, dan tanah yang kaya akan nutrisi. Kini, bayangkan bahwa lingkungan yang sama perlahan tercemar oleh limbah berbahaya, zat kimia beracun, dan sampah plastik yang tidak dapat terurai. Dalam hitungan tahun, tanah tersebut kehilangan kesuburannya, tanaman layu, dan hewan-hewan yang hidup di dalamnya mulai berkurang.

Untuk menggambarkan dampak nyata dari pencemaran tanah ini, mari kita mulai dengan sebuah video singkat yang menunjukkan bagaimana pencemaran tanah merusak lingkungan perkebunan yang merugikan petani.

Setelah menonton video tadi, kita dapat melihat betapa seriusnya dampak pencemaran tanah. Tanah yang tercemar tidak lagi bisa mendukung kehidupan seperti sebelumnya. Kesuburan tanah berkurang, tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik, dan hasil pertanian menurun.

Di sinilah pentingnya mempelajari lebih lanjut mengenai komponen-komponen bahan pencemar tanah. Dengan memahami apa saja bahan pencemar tanah, dari mana asalnya, dan bagaimana mereka berdampak pada ekosistem, kita dapat mencari solusi untuk mencegah pencemaran lebih lanjut dan melindungi lingkungan kita.

Bagaimana kalian akan menyikapi berita tentang pencemaran yang terjadi di lingkungan kalian?

Komponen Bahan Pencemaran Tanah

Limbah Rumah Tangga (Domestik)

1. Limbah Padat

Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng, bahan bekas bangunan. Limbah tersebut menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Sampah anorganik tidak terbiodegradasi yang menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang.

Gambar 1. Contoh limbah padat domestik
Sumber: freepik.com

2. Limbah Cair

Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat. Jika meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.

Gambar 2. Contoh limbah cair domestik
Sumber: freepik.com

Limbah Industri

1. Limbah Padat

Limbah industri padat berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan, daging, dll.

Gambar 3. Contoh limbah padat industri
Sumber: freepik.com

2. Limbah Cair

Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak, khrom, arsen, dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

Gambar 4. Contoh limbah cair industri
Sumber: freepik.com

Limbah Pertanian

Pencemaran tanah pada area pertanian, terkontaminasi oleh berbagai senyawa yang berasal dari penggunaan pestisida, pupuk, maupun pencemaran yang berasal dari limpasan banjir dan pengendapan atmosfer ketika udara tercemar bahan- bahan kimia berbahaya. Sumber utama pencemaran tanah yang ada di area pertanian akibat dari pestisida, pupuk mineral, pupuk organik, air limbah yang digunakan sebagai sumber irigasi pertanian.

Pestisida dalam bidang pertanian dipergunakan dalam memberantas hama tanaman, salah satunya adalah Dichloro Diphenyl Trichlorethane (DDT). Salah satu sifat DDT yang stabil dan sulit terurai, menyebabkan akan bertahan lama di dalam lingkungan hidup (tanah). Pada partikel tanah, DDT akan berikatan dengan bahan-bahan organik (bioakumulatif).

Gambar 5. Proses pencemaran tanah dari pertanian
Sumber: Rachmawati, 2022

 

Jenis-Jenis Bahan Pencemar Tanah

Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa bahan pencemar yang bersifat toksik yang diperoleh dari aktivitas alam maupun aktivitas manusia, dengan karakteristik dan sifat yang dimiliki. Salah satu penelitian di lahan bekas tambang timah yang ada di Kepulauan Bangka Belitung diperoleh beragam kandungan logam berat seperti tembaga, cadmium, mercury, dan timbal. Logam-logam ini hampir dipastikan akan terakumulasi di dalam tanah penambangan baik di tanah pucuk (bagian atas) maupun pada galian bagian bawah (Sukarman et al, 2000 dalam Amin, 2021). Berikut ini adalah pengelompokan logam berat berdasarkan pada potensi rantai makanan melalui penyerapan tanaman:

Tabel Kelompok Logam Berdasarkan Pada Penyerapan Tanaman
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
Perak (Ag)
Chromium (Cr)
Tin (Sn)
Titanium (Ti)
Yitrium (Y)
Zirconium (Zr)
Air Raksa (Hg)
Timbal (Pb)
Boron (B)
Tembaga (Cu)
Mangan (Mn)
Molibdenum (Mo)
Nikel (Ni)
Seng (Zn)
Arsenic (As)
Cadmium (Cd)
Cobalt (Co)
Molibdenum (Mo)
Selenium (Se)
Thallium (Tl)

1. Kelompok I

Memiliki karakteristik yang sulit larut di dalam tanah dan termasuk pada unsur yang berisiko rendah untuk dapat masuk ke dalam rantai makanan. Sehingga tingkat serapan diabaikan dan translokasi oleh tanaman. Adapun adanya kandungan kelompok ini pada rantai makanan, lebih pada akumulasi melalui kontaminasi langsung oleh tanah atau debu.

2. Kelompok II

Kelompok ini terdapat pada permukaan tanah dan dapat diserap melalui akar tanaman. Namun, masih sulitnya dalam translokasi jaringan yang mana membuat kelompok ini termasuk dalam kategori risiko ringan terhadap kesehatan manusia. Meskipun begitu, risiko ini dapat berdampak jika tanaman yang menyerap unsur-unsur tersebut dikonsumsi oleh hewan herbivora dan juga manusia.

3. Kelompok III

Unsur-unsur pada kelompok ini memiliki sifat toksik atau beracun pada konsentrasi rendah, sehingga dampaknya terhadap kesehatan manusia kecil. Namun, begitu unsur ini jika terdapat di dalam tanah akan sangat mudah terserap ke dalam tanaman.

4. Kelompok IV

Kelompok ini memiliki tingkat racun yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kelompok yang lain. Jika masuk ke dalam rantai makanan akan memberikan dampak kesehatan pada manusia dan hewan dengan konsentrasi karingan tanaman yang cenderung tidak bersifat fitotoksik.

Gambar 5. Provinsi dengan Desa/Kelurahan yang Mengalami Pencemaran Tanah Terbanyak Tahun 2021
Sumber: https://www.bps.go.id/ , 2022

 

Berdasarkan pada Gambar diatas diketahui bahwa Jawa Tengah merupakan Provinsi dengan tingkat pencemaran tanah paling banyak di Indonesia yakni 224 Desa/Kelurahan. Adapun permasalahan pencemaran tanah yang terjadi di Indonesia, diakibatkan oleh banyak hal yang melatarbelakangi. Namun didominasi oleh aktivitas manusia yang meliputi limbah industri, domestik dan pertanian.

Ditempat tinggal kalian adakah kasus mengenai pencemaran tanah? Coba tuliskan pada kolom dibawah ini jika kalian pernah mendengarnya, apa penyebab pencemaran tersebut?

Analisis Kualitas Tanah

Indikator kualitas tanah atau Soil Quality Indicator (SQI) merupakan suatu upaya dalam memantau dan menilai ekosistem yang ada. Indikator kualitas tanah meliputi penilaian terukur pada aspek fisik, kimia dan biologi. Beberapa indikator kesehatan tanah meliputi agregasi, kapasitas menahan air, pH, EC (Electrical Conductivity) yakni kemampuan dalam menghantarkan listrik dari ion-ion, cadangan NPK (Nitrogen, phosphorus and potassium), karbon organik dan biomassa mikroba (Prabha et al., 2014).

Tabel Penilaian Kualitas dan Kesehatan Tanah Berdasarkan Indikator fisik, kimia dan biologi
Indikator Hubungan dengan Kondisi dan Fungsi Tanah
Fisik
Tekstur Retensi & distribusi air dan bahan kimia
Kedalaman Tanah, Perakaran Tanah, Permukaan Estimasi potensi produktivitas dan erosi
Infiltrasi dan Berat Massa Tanah Potensi Pelindian (Ekstraksi padat cair), produktivitas dan erosivitas
Kapasitas Menahan Air Terkait dengan retensi air, distribusi dan erosivitas
Kimia
Soil organic matter (SOM) Mendefinisikan kesuburan tanah, stabilitas dan tingkat erosi
pH Mendefinisikan ambang aktivitas biologis dan kimia
Electrical conductivity Mendefinisikan ambang tanaman dan aktivi- tas mikroba
N, P, dan K yang dapat diekstrak Unsur hara yang tersedia bagi tanaman dan potensi kehilangan N
Biologi
Biomassa mikroba C dan N Potensi katalitik mikroba dan tempat penyimpanan C dan N
N yang berpotensi termineralisasi Produktivitas tanah dan potensi penyediaan N
Respirasi tanah Pengukuran aktivitas mikroba

1. Tanah tercemar

Tanah Indonesia terkenal dengan kesuburannya hingga dalam sejarah Indonesia pernah tercatat kesuburan itu telah mengundang Para penjajah asing untuk mengeksploitasinya. Fenomena sekarang berbeda, sebagian tanah Indonesia tercemar oleh polusi yang diakibatkan oleh masyarakat. Pencemaran ini menjadikan tanah rusak dan hilang kesuburannya mengandung zat asam tinggi, berbau busuk, kering, mengandung logam berat, dan sebagainya. Kalau sudah begitu maka tanah akan sulit untuk dimanfaatkan.

Ciri-ciri tanah tercemar adalah:

  • Tanah tidak subur
  • pH di bawah 6 (tanah asam) dan pH di atas 8 (tanah basa)
  • Berbau busuk
  • Kering
  • Mengandung logam berat
  • Mengandung sampah anorganik

2. Tanah Tidak Tercemar

Tanah yang tidak tercemar adalah tanah yang masih memenuhi unsur dasarnya sebagai tanah ia tidak mengandung zat-zat yang merusak keharaannya. Tanah tidak tercemar bersifat subur, tidak berbau busuk, tingkat keasaman normal. yang paling utama adalah tidak mengandung logam berat. Pertanian dengan tanah yang baik bisa mendatangkan keuntungan berlipat ganda

Ciri-ciri tanah tidak tercemar adalah:

  • Tanah subur
  • pH minimal 6 maksimal 8
  • Tidak berbau busuk
  • Tidak kering
  • Memiliki tingkat kegemburan yang normal
  • Tidak mengandung logam berat
  • Tidak mengandung sampah anorganik
Apa yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pencemaran tanah?

Dampak Pencemaran Tanah

Pada Kesehatan

Pencemaran tanah menjadi penyebab berbagai permasalahan kesehatan, dikarenakan tanah merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia dalam berbagai aspek. Sekitar 78% dari rata- rata konsumsi kalori per kapita yang ada di seluruh dunia berasal dari tanaman yang di tanam langsung pada tanah, sedangkan 20% lainnya berasal dari sumber makanan terestrial yang secara tidak langsung bergantung pada tanah. Pada dasarnya tanah merupakan sumber nutrisi dan merupakan tempat di mana kandungan karbon aktif terbesar berada setelah lautan. Namun akibat dari berbagai aktivitas yang ada dapat mengakibatkan sifat dan karakteristik alami tanah menjadi berubah dan menyebabkan berbagai permasalahan kesehatan diantaranya sebagai berikut (Munzel et al., 2022):

1. Arsenic (As)

Paparan arsenik dalam dosis tinggi bisa menyebabkan mual, muntah, dan diare, serta masalah jantung. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan masalah kulit dan kerusakan saraf yang membuat bagian tangan dan kaki terasa mati rasa atau kesemutan. Selain itu, meningkatkan risiko kanker kulit, kandung kemih, dan paru-paru. Beberapa senyawa arsenik, seperti Monomethylarsonic acid (MMA) dan Dimethylarsinic acid (DMA), juga bisa menyebabkan masalah pencernaan dan infeksi kandung kemih serta ginjal.

2. Tembaga (Cooper-Cu)

Paparan tembaga sulfat dalam dosis tinggi secara oral bisa menyebabkan penyakit kuning, gangguan hati, dan gagal ginjal. Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan tembaga sulfat juga dapat mengakibatkan perubahan pada parameter darah, gangguan neurologis, dan kerusakan organ reproduksi pada jantan dan betina. Bahkan, paparan tembaga sulfat selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin, menyebabkan penundaan atau perubahan pada perkembangan mereka.

3. Timbal

Paparan timbal pada kadar ≤10 µg/dL dalam darah berdampak pada anak-anak, dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif, termasuk IQ yang rendah, perubahan suasana hati, kehilangan fokus atau perhatian, hiperaktivitas, dan bahkan perilaku autis. Pada orang dewasa, dampak serupa terjadi dengan penurunan fungsi kognitif, kesulitan dalam mempertahankan fokus atau perhatian, masalah ingatan dan pembelajaran, perubahan suasana hati dan perilaku, serta perubahan fungsi neuromotorik dan neurosensorik.

4. Benzene

Paparan benzene dapat menyebabkan dampak pada berbagai organ tubuh. Paparan akut dapat mempengaruhi sistem hematopoietik, saraf, dan kekebalan tubuh. Sementara paparan kronis cenderung mempengaruhi sistem hematologi. Benzene dikenal sebagai karsinogen dan berkaitan dengan risiko kanker darah, khususnya leukemia mielogenik akut pada manusia. Studi pada hewan juga menunjukkan dampak pada sistem reproduksi akibat paparan benzene.

5. Manganese

Pajanan mangan melalui pernapasan dapat menyebabkan gangguan neurologis permanen seperti tremor dan kesulitan berjalan. Paparan debu mangan pada dosis tinggi dapat menyebabkan radang paru-paru. Paparan oral juga dapat menyebabkan efek neurologis serupa, seperti perubahan perilaku dan kesulitan belajar.

6. Chromium

Paparan kromium (VI) dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan gangguan paru-paru, serta masalah gastrointestinal dan gangguan sistem hematologi. Kromium (VI) diklasifikasikan sebagai karsinogen oleh EPA, DHHS, dan IARC. Studi pada hewan menunjukkan bahwa kromium (IV) dapat menyebabkan keguguran, berat badan lahir rendah, dan perubahan pada perkembangan sistem reproduksi dan kerangka.

7. Mercury

Pada hewan menunjukkan bahwa paparan merkuri dapat merusak ginjal dan mengganggu kesuburan. Paparan merkuri juga dapat meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh pada manusia. MeHg diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia. Paparan MeHg selama kehamilan dapat menyebabkan gangguan kognitif, neuromotor, neurosensorik, dan perkembangan saraf pada bayi yang lahir, terutama jika terpapar dalam dosis tinggi.

8. Cadmium

Paparan oral cadmium memengaruhi ginjal dan tulang, sementara paparan melalui inhalasi juga mempengaruhi ginjal dan paru-paru. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan pada tubulus ginjal, glomerulus, penurunan mineralisasi tulang, peningkatan risiko patah tulang, penurunan fungsi paru, dan emfisema. EPA mengklasifikasikan cadmium sebagai karsinogen jalur inhalasi, yang meningkatkan risiko kanker paru-paru.

Pada Ekosistem

Pencemaran tanah memiliki dampak serius pada ekosistem. Ketika tanah mengalami perubahan kimia yang signifikan akibat bahan kimia beracun atau berbahaya, bahkan dalam dosis kecil, hal ini dapat mengganggu metabolisme mikroorganisme dan hewan kecil yang hidup di dalamnya. Akibatnya, spesies-spesies penting dalam rantai makanan bisa terancam punah, mengganggu keseimbangan ekosistem. Bahkan jika dampak langsung pada makhluk-makhluk kecil itu kecil, bahan kimia tersebut dapat berkumpul di makhluk-makhluk yang berada di puncak rantai makanan. Contohnya, peningkatan kadar DTT pada burung dapat membuat cangkang telur menjadi rapuh dan menyebabkan kematian anak burung serta berpotensi menyebabkan kepunahan spesies tersebut. Dampaknya juga terasa dalam pertanian, di mana perubahan metabolisme tanaman dapat mengakibatkan penurunan hasil pertanian dan erosi tanah yang lebih besar, mengancam kelestarian tanaman. Beberapa bahan pencemar bahkan memiliki waktu paruh yang lama, dan beberapa bisa menghasilkan bahan kimia baru yang lebih berbahaya.

Sampah plastik jika dibuang sembarangan dapat mencemari tanah karena...

DISKUSI

Silahkan yang ingin bertanya tuliskan nama dan pertanyaannya dibawah ini.
Teman yang lain bisa membantu menjawab dengan cara reply pertanyaan.
Nama
:
Pertanyaan
:

tania puri

kadar DTT itu apa bu?
-> tania puri
Nama
:
Pertanyaan
: